Jumat, 22 Juli 2016

Ongkos Produksi Ponsel 'Made in Indonesia' Lebih Mahal

Gusade Mahendra - gamers-pds.blogspot.com
Ongkos Produksi Ponsel Made in Indonesia Lebih MahalFoto: Dokumentasi Oppo Indonesia
Untuk memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dicanangkan pemerintah, sejumlah vendor ponsel asing mendirikan pabrik perakitan di Tanah Air.

Namun bukan malah menekan biaya, upaya tersebut dinilai malah memaksa vendor untuk mengeluarkan investasi yang lebih tinggi untuk mewujudkan ponsel 'Made in Indonesia'.

Di antara sejumlah vendor, Oppo menjadi salah satu vendor yang mendirikan pabrik perakitan di daerah Mauk, Tangerang, Banten. Dengan luas 2.700 meter persegi, pabrik yang didirikan dengan investasi USD 30 juta atau sekitar Rp 393 miliar ini merupakan pabrik kedua setelah di Zhanchen, China.

Di tempat inilah, Oppo melakukan perakitan ponselnya yang dijual dan diedarkan di Indonesia. Tak ketinggalan ponsel F1 Plus FC Barcelona Edition yang hanya dirakit 10 unit.

Meski sudah lega karena telah memenuhi persyaratan TKDN, Oppo mengaku bahwa merakit ponsel di Indonesia ternyata menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi ketimbang mengimpor ponsel bulat-bulat. Hal ini disampaikan oleh Public Communication Oppo Indonesia Suwanto kepada ketika berkunjung ke pabriknya, Jumat (22/7/2016).

"Kalau dihitung-hitung, merakit di sini biaya produksinya lebih mahal. Kami jadi harus mengimpor part per part dan itu masing-masing kena pajak. Beda jika kami mengimpor ponsel yang sudah jadi utuh," papar Suwanto.
Pabrik ponsel Oppo di Tangerang, Banten.

Kalau sudah begitu, lanjut Suwanto, Oppo tidak mungkin menaikkan harga. "Konsumen sekarang sudah pintar. Mereka mungkin bisangecek harga di luar dan membandingkan dengan harga di sini. Tidak mungkin kami jual lebih mahal," tutur Suwanto.

Senada dengan Suwanto, CEO Oppo Indonesia Ivan Lau juga mengakui bahwa ongkos produksi di Tanah Air lebih tinggi. "Sedikit lebih tinggi. Karena mungkin pabrik kami baru satu tahun beroperasi. Dan ke depannya, seiring berjalannya waktu kami mungkin akan menemukan celah untuk menekan biaya produksi," terang Lau di kesempatan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar