Sabtu, 23 Juli 2016

Bahaya rokok eletrik bagi kesehatan

Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan

Pada akhir pekan, bengkel Vespa yang terletak di kawasan Tangerang Selatan ini memang kerap menjadi tempat berkumpul pencinta rokok elektrik atau yang kini disebut vape ini. “Biasanya customerbengkel saya yang juga nge-vape kumpul di sini. Kumpul bareng aja. Kalau adaliquid baru, kita share,” kata Raymond.
Raymond adalah satu dari sekian banyak pengguna rokok elektrik di Indonesia. Seperti pengguna rokok elektrik lain, benda ini merupakan salah satu cara pria berkepala pelontos itu keluar dari candu rokok tembakau. Setelah dua tahun mengisap rokok elektrik, ia mengaku tak lagi menyukai rokok tembakau. Padahal sebelumnya ia perokok berat dan bisa menghabiskan dua bungkus rokok tembakau sehari.

Toko rokok elektrik sekaligus tempat berkumpul para pecinta rokok elektrik. 

“Saya mau vaping in term buat berhenti merokok. Karena saya merasa, mungkin karena umur juga, mulai terasa sesak. Ini adalah alternatif, belakangan saya percaya ini penyelesaiannya. Bukan hanya jadi solusi, tapi jawaban untuk saya pribadi,” kata Raymond.
Setelah menjadi perokok elektrik, kini ia merasa jauh lebih segar saat bangun tidur. Tanpa ada rasa sesak maupun dahak di tenggorokannya. Melihat dampak positif pada tubuhnya ia mengatakan rokok elektrik lebih aman dari rokok tembakau, meski tetap melihat ada bahaya.
“Namun sisi berbahayanya menurut saya,vaping, tetap gimana pun juga, ada bahan kimia yang dimasukkan ke tubuh,” tuturnya.

Tak sekadar menjadi tempat jual beli alat maupun cairan rokok elektrik, toko rokok elektrik juga menjadi tempat berkumpul pengguna rokok elektrik. 

Pengguna rokok elektrik lainnya adalah Patrick Sinaga yang hampir dua tahun menggunakan rokok ini. Ia sudah mencari tahu mengenai bahaya atau tidaknya rokok elektrik. Patrick pun pada akhirnya tetap memilih menggunakannya guna membantu lepas dari rokok tembakau.
“Sampai sekarang belum ada penelitian yang konklusif, yang diakui benar-benar ini (rokok elektrik) berbahaya. Sedangkan banyak juga penelitian bilang ini tuh lebih baik, dan tak berbahaya. Sekarang balik ke pilihan kita juga,” tutur Patrick saat ditemui di sebuah toko rokok elektrik di kawasan Jakarta Pusat.
Meski banyak digunakan, pihak medis tidak merekomendasikan rokok elektrik sebagai cara untuk berhenti merokok. Menurut dokter spesialis paru dari Klinik Berhenti Merokok RSUP Persahabatan Jakarta Agus Dwi Susanto, rokok elektrik memiliki potensi menimbulkan kanker maupun memicu masalah pada kesehatan saluran pernapasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar